Bahaya di Balik Terapi LISTRIK ' Rel Kereta ' DAN 081380783912 - 02194120180 SOLUSI TEPAT UNTUK MENGATASINYA DENGAN MENGGUNAKAN HS8807
Baru-baru ini, sejumlah warga melakukan pengobatan terapi listrik gratis dengan memanfaatkan rel kereta di kawasan Rawa Buaya, Jakarta. Terapi listrik di atas rel kereta listrik ini dipercaya sejumlah warga dapat menyembuhkan sejumlah penyakit.
Memang, hantaran panas dari benda-benda yang menimbulkan panas dipercaya bisa mengobati penyakit. Terapi dengan hantaran panas ke tubuh banyak ragamnya, mulai dari terapi listrik hingga terapi lain seperti batu giok. Namun, adakah manfaatnya jika terapi listrik dilakukan di atas rel kereta api?
Menurut dokter spesialis syaraf Rumah Sakit Cipto Mangun Kusumo (RSCM) Dr.Mursyid Bustami,SpS(K), KIC, hantaran panas yang berpindah ke bagian tubuh diyakini bisa membuat peredaran darah pasien menjadi lancar. Peredaran darah lancar membuat organ-organ tubuh jadi berfungsi maksimal.
Mungkin karena alasan itulah warga di sekitar rel KA Rawa Buaya, Jakarta Barat melakukan terapi unik dengan berbaring di atas rel KA. Aliran listrik di atas permukaan rel diyakini bisa mengatasi berbagai berbagai keluhan penyakit
Namun, sambung Dr. Mursyid manfaatnya belum teruji secara medis dan masih memerlukan pembuktian dalam waktu yang lama.
"Karena begitu yakin dengan manfaatnya, atau pengaruh sugesti positif atau efek plasebo, warga seolah tidak ambil pusing jika ada rangkaian gerbong kereta melintas di jalur lain di sebelahnya. Mungkin dianggapnya, risiko tersambar kereta tidak ada apa-apanya dengan rasa syukur jika bisa sembuh dari penyakitnya," kata Dr Mursyid. Mengandung risiko
Terapi jenis ini relatif baru, jadi belum banyak penelitian yang membuktikan adanya manfaat berbaring di atas rel KA. Namun diyakini, terapi ini memberikan manfaat bagi kesehatan karena rel kereta memiliki aliran listrik berkekuatan sedang yang bisa mempengaruhi fungsi berbagai organ tubuh.
Dugaan ini cukup masuk akal karena berbagai penelitian sudah membuktikan bahwa listrik bisa dimanfaatkan untuk kesehatan. Di antaranya seperti mengatasi epilepsi, gangguan pendengaran serta keluhan nyeri di kepala.
Meski demikian, berbaring di rel KA sepertinya bukan ide bagus jika ada pilihan lain yang lebih aman. Beberapa terapis akupunktur mengombinasikannya dengan teknik tusuk jarum, sehingga aliran listrik bisa lebih diarahkan ke titik-titik yang berhubungan dengan suatu
Selain risiko tersambar kereta, masih ada beberapa risiko kesehatan yang harus diperhatikan sebelum mencoba terapi gratis ini, seperti dikutip dari LA Times.
Partikel berbahaya
Seperti halnya mesin kendaraan bermotor, mesin lokomotif kereta api juga menggunakan berbagai komponen yang bisa membahayakan kesehatan. Bahan semacam asbes yang dipakai sebagai pelapis (perpak) pada sambungan mesin bisa melepaskan partikel di sepanjang jalur kereta dan memicu sejenis kanker paru yakni mesothelioma.
Polusi udara
Tidak hanya di Indonesia, polusi udara juga terjadi di belahan bumi lain dan memberikan kontribusi paling besar bagi pemanasan global. Dikutip dari LA Times, polusi udara di California menewaskan 21.000 orang per tahun salah satunya berasal dari gas buang mesin lokomotif.
Mesin diesel yang dipakai oleh kebanyakan lokomotif kereta api menghasilkan emisi gas buang yang beracun. Gas karbon monoksida yang merupakan sisa pembakaran tidak sempurna dari mesin lokomotif yang bisa mengikat hemoglobin di dalam darah, sehingga memicu sesak napas karena distribusi oksigen tidak lancar.
Polusi suara
Tidak bisa disangkal lagi, hilir mudik kereta api yang melintas menimbulkan suara dengan intensitas sangat tinggi. Belum lagi jika akan melewati perlintasan dengan jalan raya, lokomotif akan membunyikan klakson yang bunyinya memekakkan telinga dan jika terjadi terus menerus bisa memicu gangguan pendengaran.
Infeksi bakteri
Seperti diketahui, rel kereta api pada dasarnya merupakan sebuah toilet terpanjang karena kereta yang melintasinya tidak punya toilet yang dilengkapi penampung kotoran. Untuk 'menyamarkan' wujud kotoran yang tercecer sepanjang rel, toilet hanya boleh dipakai saat kereta berjalan.
Air seni maupun kotoran manusia mengandung bakteri dan kuman lain, termasuk telur cacing. Karena itu, salah satu risiko bermain-main di sepanjang rel kereta api adalah gangguan pencernaan akibat teinfeksi kuman dari kotoran manusia. [mor]
INILAH.COM, Jakarta - Penyembuhan dengan listrik seperti dilakukan warga pada rel kereta api listrik Rawa Buaya, sebenarnya bukan hal baru. Berikut sejarahnya.
Terapi rel yang dilakukan warga Stasiun Rawa Buaya, Jakarta Barat, dan warga Kota Baru, Bekasi, semakin populer. Terapi rel kereta api listrik diakui bermanfaat bagi kesehatan dan dapat menyembuhkan penyakit mereka.
Penyembuhan lewat energi listrik sebenarnya bukan hal baru dalam ilmu kesehatan. Metode ini pertama kali diperkenalkan oleh James Graham. Pria berkebangsaan Skotlandia ini lahir pada 1745. Ia tidak lulus sekolah kedokteran, namun tetap menyebut dirinya "dokter".
Setelah pindah ke Philadelphia, Amerika Serikat, ia bertemu Benjamin Franklin dan melihat percobaan Franklin tentang listrik. Dari sana, ia pun yakin bahwa listrik dapat menyembuhkan.
Mulai 1775, Graham kembali ke London dan mulai membuka praktik pengobatan dengan listrik. Ia memberi sentakan listrik pada pasiennya yang duduk di kursi khusus yang disebutnya "magnetic throne". Cara pengobatan ini sempat populer pada 1779 di Eropa.
Guillaume Duchenne (1855) mengembangkan terapi listrik pertama, terapi ini menyalurkan aliran listrik langsung yang prinsip dasarnya untuk memicu kontraksi otot.
Selain itu ada pula perangkat Heidelberg Electric Belt yakni sabuk listrik yang diperkenalkan 1902. Saat itu, alat ini disebut-sebut sebagai cara ampuh menyembuhkan penyakit syaraf parah serta penyakit lemah syahwat. [mor]
Memang, hantaran panas dari benda-benda yang menimbulkan panas dipercaya bisa mengobati penyakit. Terapi dengan hantaran panas ke tubuh banyak ragamnya, mulai dari terapi listrik hingga terapi lain seperti batu giok. Namun, adakah manfaatnya jika terapi listrik dilakukan di atas rel kereta api?
Menurut dokter spesialis syaraf Rumah Sakit Cipto Mangun Kusumo (RSCM) Dr.Mursyid Bustami,SpS(K), KIC, hantaran panas yang berpindah ke bagian tubuh diyakini bisa membuat peredaran darah pasien menjadi lancar. Peredaran darah lancar membuat organ-organ tubuh jadi berfungsi maksimal.
Mungkin karena alasan itulah warga di sekitar rel KA Rawa Buaya, Jakarta Barat melakukan terapi unik dengan berbaring di atas rel KA. Aliran listrik di atas permukaan rel diyakini bisa mengatasi berbagai berbagai keluhan penyakit
Namun, sambung Dr. Mursyid manfaatnya belum teruji secara medis dan masih memerlukan pembuktian dalam waktu yang lama.
"Karena begitu yakin dengan manfaatnya, atau pengaruh sugesti positif atau efek plasebo, warga seolah tidak ambil pusing jika ada rangkaian gerbong kereta melintas di jalur lain di sebelahnya. Mungkin dianggapnya, risiko tersambar kereta tidak ada apa-apanya dengan rasa syukur jika bisa sembuh dari penyakitnya," kata Dr Mursyid. Mengandung risiko
Terapi jenis ini relatif baru, jadi belum banyak penelitian yang membuktikan adanya manfaat berbaring di atas rel KA. Namun diyakini, terapi ini memberikan manfaat bagi kesehatan karena rel kereta memiliki aliran listrik berkekuatan sedang yang bisa mempengaruhi fungsi berbagai organ tubuh.
Dugaan ini cukup masuk akal karena berbagai penelitian sudah membuktikan bahwa listrik bisa dimanfaatkan untuk kesehatan. Di antaranya seperti mengatasi epilepsi, gangguan pendengaran serta keluhan nyeri di kepala.
Meski demikian, berbaring di rel KA sepertinya bukan ide bagus jika ada pilihan lain yang lebih aman. Beberapa terapis akupunktur mengombinasikannya dengan teknik tusuk jarum, sehingga aliran listrik bisa lebih diarahkan ke titik-titik yang berhubungan dengan suatu
Selain risiko tersambar kereta, masih ada beberapa risiko kesehatan yang harus diperhatikan sebelum mencoba terapi gratis ini, seperti dikutip dari LA Times.
Partikel berbahaya
Seperti halnya mesin kendaraan bermotor, mesin lokomotif kereta api juga menggunakan berbagai komponen yang bisa membahayakan kesehatan. Bahan semacam asbes yang dipakai sebagai pelapis (perpak) pada sambungan mesin bisa melepaskan partikel di sepanjang jalur kereta dan memicu sejenis kanker paru yakni mesothelioma.
Polusi udara
Tidak hanya di Indonesia, polusi udara juga terjadi di belahan bumi lain dan memberikan kontribusi paling besar bagi pemanasan global. Dikutip dari LA Times, polusi udara di California menewaskan 21.000 orang per tahun salah satunya berasal dari gas buang mesin lokomotif.
Mesin diesel yang dipakai oleh kebanyakan lokomotif kereta api menghasilkan emisi gas buang yang beracun. Gas karbon monoksida yang merupakan sisa pembakaran tidak sempurna dari mesin lokomotif yang bisa mengikat hemoglobin di dalam darah, sehingga memicu sesak napas karena distribusi oksigen tidak lancar.
Polusi suara
Tidak bisa disangkal lagi, hilir mudik kereta api yang melintas menimbulkan suara dengan intensitas sangat tinggi. Belum lagi jika akan melewati perlintasan dengan jalan raya, lokomotif akan membunyikan klakson yang bunyinya memekakkan telinga dan jika terjadi terus menerus bisa memicu gangguan pendengaran.
Infeksi bakteri
Seperti diketahui, rel kereta api pada dasarnya merupakan sebuah toilet terpanjang karena kereta yang melintasinya tidak punya toilet yang dilengkapi penampung kotoran. Untuk 'menyamarkan' wujud kotoran yang tercecer sepanjang rel, toilet hanya boleh dipakai saat kereta berjalan.
Air seni maupun kotoran manusia mengandung bakteri dan kuman lain, termasuk telur cacing. Karena itu, salah satu risiko bermain-main di sepanjang rel kereta api adalah gangguan pencernaan akibat teinfeksi kuman dari kotoran manusia. [mor]
INILAH.COM, Jakarta - Penyembuhan dengan listrik seperti dilakukan warga pada rel kereta api listrik Rawa Buaya, sebenarnya bukan hal baru. Berikut sejarahnya.
Terapi rel yang dilakukan warga Stasiun Rawa Buaya, Jakarta Barat, dan warga Kota Baru, Bekasi, semakin populer. Terapi rel kereta api listrik diakui bermanfaat bagi kesehatan dan dapat menyembuhkan penyakit mereka.
Penyembuhan lewat energi listrik sebenarnya bukan hal baru dalam ilmu kesehatan. Metode ini pertama kali diperkenalkan oleh James Graham. Pria berkebangsaan Skotlandia ini lahir pada 1745. Ia tidak lulus sekolah kedokteran, namun tetap menyebut dirinya "dokter".
Setelah pindah ke Philadelphia, Amerika Serikat, ia bertemu Benjamin Franklin dan melihat percobaan Franklin tentang listrik. Dari sana, ia pun yakin bahwa listrik dapat menyembuhkan.
Mulai 1775, Graham kembali ke London dan mulai membuka praktik pengobatan dengan listrik. Ia memberi sentakan listrik pada pasiennya yang duduk di kursi khusus yang disebutnya "magnetic throne". Cara pengobatan ini sempat populer pada 1779 di Eropa.
Guillaume Duchenne (1855) mengembangkan terapi listrik pertama, terapi ini menyalurkan aliran listrik langsung yang prinsip dasarnya untuk memicu kontraksi otot.
Selain itu ada pula perangkat Heidelberg Electric Belt yakni sabuk listrik yang diperkenalkan 1902. Saat itu, alat ini disebut-sebut sebagai cara ampuh menyembuhkan penyakit syaraf parah serta penyakit lemah syahwat. [mor]
Sementara itu, Kasudin Kesehatan Jakarta Barat Parwathi menjelaskan, pada dasarnya sistem terapi kejutan listrik seperti yang dilakukan warga di rel itu itu sudah ada sejak lama dan disebut dengan istilah terapi bio elektrik dan magnetik. Namun untuk terapi listrik yang dihasilkan dari rel kereta, ia belum mengetahui efek dan khasiatnya, karena belum pernah dilakukan pengujian oleh para ahli. "Tapi untuk keamanan sebaiknya masyarakat tidak melakukan tindakan tersebut karena sangat berbahaya," imbaunya. (dni)
UNTUK LEBIH AMAN GUNAKANLAH PRODUCT BERIKUT
SUMO HEALT AND BEAUTY (TENS AND EMS) ACUPUNTUR
Harga: IDR 3.998.000 NEGO HUBUNGI 081380783912 - 02194120180
Promosi: Limited Edition (HARGA SETIAP TAHUN SELALU NAIK)
Keterangan Barang
TYPE : HS 8807 � SUMO HEALTH & BEAUTY
LISTRIK : DC 6,3 watt, AC 11 watt
BERAT : 1,5 Kg
MADE IN : JAPAN
TENS = TRANSCUTANEUS ELECTRIC NERVE STIMULATOR
EMS = ELECTRIC MUSCLE STIMULATOR
1. ELEKTRO AKUPUNTUR
2. PAD
3. SLIMMING BELT
4. SINAR INFRA MERAH
5. AUTOMATIC & MANUAL THERAPY
6. BODY THERAPY
7. SOLE THERAPY
1. FUNGSI ELEKTRO AKUPUNTUR
( Kekuatan elektrik akupuntur 1 Hz s/d 50 Hz dan 7 mA s/d 700
mA, level 1 s/d 99, tiap level akan naik 0,5 Hz � 7 mA )
�MERANGSANG SARAF UNTUK BEREAKSI
Untuk memperbaiki organ tubuh yang malfungsi atau mengalami
keluhan perlu adanya rangsangan dari saraf pusat yaitu dari
otak ke organ yang sakit ( Motorik ), sedangkan untuk
merangsang saraf pusat di otak perlu adanya rangsangan dari
luar tubuh ke dalam tubuh melalui titik akupuntur ( Sensorik )
dengan alat bantu therapy seperti :
a.Jarum tusuk therapy / akupuntur dgn jarum
b.Rangsangan elektro akupuntur
Tahukah anda kenapa jika kaki kita terinjak maka mulut akan
berteriak bahkan air mata bisa keluar�.?
Apakah hubungan kaki yang terinjak dengan mulut yang tiba-
tiba berteriak dan airmata bisa keluar�? Ya saraf manusialah
yang menghubungkan itu semua, sehingga jika kita memiliki
keluhan pada tubuh tidak perlu penyembuhan langsung melalui
organ tubuh yang sakit tetapi melalui titik akupuntur yang ada
di permukaan kulit tubuh saja, maka organ tubuh akan ikut
bereaksi seperti kaki yang terinjak dan mengakibatkan mulut
berteriak serta air mata keluar.
Dengan demikian rangsangan akupuntur dari jarum atau elektro
akupuntur dapat membantu dalam menyembuhkan berbagai
penyakit.
2. FUNGSI PAD ( Media untuk menghantarkan elektro akupuntur
ke titik akupuntur di seluruh tubuh )
Titik akupuntur pada tubuh manusia tersebar hampir di seluruh
tubuh manusia, biasanya dengan menggunakan jarum
akupuntur bisa langsung ditusukkan pada titik akupunturnya,
tetapi dengan menggunakan elektro akupuntur media yang di
gunakan adalah PAD yang bisa langsung ditempelkan ke titik
akupuntur di seluruh tubuh yang dihubungkan dengan kabel ke
alat TENS HS 8807.
3. FUNGSI SLIMMING BELT ( Digunakan di lengan, paha dan
perut )
Penggunaan belt atau sabuk akupuntur ini harus langsung
menyentuh kulit, ini untuk lebih memfokuskan pemijatan pada
daerah yang rawan akan penumpukan lemak dan akan lebih
efektif jika digunakan tidak secara bersamaan dalam arti
bergantian pemakaiannya yang di perut, lengan, paha atau
betis.
Belt atau sabuk akupuntur ini lebih berfungsi terhadap
penghancuran lemak dan pengencangan otot pada perut,
lengan, betis, dan paha.
4. FUNGSI SINAR INFRA MERAH ( Kekuatan sinar INFRA MERAH
50% s/d 70%, radius 2 m )Seperti halnya sinar matahari pagi
A. Mengaktifkan sel-sel yang kurang berfungsi.
B. Memperkuat tulang dengan membantu penyerapan kalsium.
C. Menghilangkan REUMATIK.
D. Menetralisir zat beracun dalam tubuh.
E. Menghilangkan Virus toxoplasma .
Virus TOXO adalah parasit yang dapat mengakibatkan
kemandulan pada seorang wanita karena virus ini biasanya
menyerang pada bagian Ovarium sehingga Ovarium tidak bisa
menghasilkan indung telur secara sempurna.
Virus ini banyak dijumpai pada bulu dan kotoran hewan
peliharaan dan pada unggas.
5. FUNGSI AUTOMATIC DAN MANUAL THERAPY ( Ada 25 variasi
terapi )
�Memfokuskan pada variasi gelombang elektro yang masuk ke
dalam tubuh.
�Variasi yang ada, ada yang lebih ke otot dan ke saraf, pada
kekuatan yang berbeda-beda.
�Automatic program akan berubah variasi therapinya setiap 47
detik dari variasi 1 s/d 25.
�Manual program bisa di pilih sesuka hati antara variasi 1 s/d
25.
6. FUNGSI BODY THERAPY ( Memiliki 99 tingkatan therapy )
Therapi pada tubuh ini untuk lebih memfokuskan pada titik
akupuntur yang ada di seluruh tubuh sehingga lebih mengenai
sasaran pada organ tubuh yang sakit atau pada penyakitnya.
Fungsi ini dioperasikan hanya dengan bantuan media PAD dan
SLIMING BELT. Dioperasikan pada tombol BODY pada HS-8807.
7. FUNGSI SOLE THERAPY ( Memiliki 99 tingkatan therapy )
Therapy pada telapak kaki langsung menyentuh kulit ini untuk
therapy Reflexiologi melalui gelombang elektro akupuntur.
Saraf manusia juga banyak terdapat di seluruh telapak kaki oleh
karena itu fungsi SOLE ini juga membantu merangsang saraf
yang terdapat di seluruh telapak kaki.
Ilmu akupunktur yang berkembang dari ilmu pemijatan
(akupuresur) merupakan suatu teknik pengobatan yang alami
dan tumbuh seiring dengan perkembangan kemanusiaan itu
sendiri. Lantas mungkin timbul pertanyaan: kenapa akupunktur
berasal dari Cina? Bukankah pemijatan dikenal oleh seluruh
umat manusia? Tidak hanya merupakan monopoli rakyat Cina?
Nampaknya hal ini ada kaitannya dengan peradaban Cina yang
pada waktu lalu jauh lebih maju dibandingkan dengan
peradaban lainnya di dunia, terutama dalam ilmu pengetahuan.
Sejak awal, masyarakat Cina sudah sangat terbiasa untuk
mendokumentasikan segala penemuannya. Mau tak mau kita
harus mengakui bahwa peranan dokumentasi dalam
perkembangan suatu keilmuan sangatlah besar.
Akupuntur telah dikenal dan digunakan sejak 4000 sampai 5000
tahun silam. Awalnya akupuntur hanya digunakan untuk
mengatasi rasa nyeri, namun akhirnya berkembang menjadi
cara untuk mengobati berbagai macam penyakit. Ilmu
akupuntur yang merupakan salah satu ilmu kedokteran
tradisional cina ini telah berkembang pesat, tidak saja dinegara
asal tetapi telah digunakan secara luas di berbagai Negara Asia,
Eropa dan Amerika Serikat.
Pada tahun 1975, WHO menjadi sponsor dalam pelaksanaan
pendidikan tambahan akupuntur yang telah didirikan diberbagai
kota di Cina dan diikuti lebih dari 1000 dokter dari berbagai
Negara. Pendidikan serupa juga telah dipraktekan dinegara
seperti di Kolombo (sri lanka), Inggris, Amerika Serikat, Kanada
dan lain-lain. Hingga saat ini akupuntur telah dikenal di seluruh
dunia
--
http://donany563.blogspot.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
alamat,agen,suplier,alat,terapi,pijat,kesehatan,di,indonesia,dealer,agen resmi,Kota ,Indonesia, Sumatera, Banda Aceh, Langsa, Lhokseumawe, Sabang, Subulussalam, Binjai, Gunungsitoli, Medan, Padang, Sidempuan, Pematangsiantar Sibolga Tanjungbalai Tebing Tinggi Bengkulu Jambi Sungaipenuh Dumai Pekanbaru Bukittinggi Padang, Padangpanjang, Pariaman, Payakumbuh, Sawahlunto, Solok, Lubuklinggau ,Pagar Alam, Palembang, Prabumulih ,Bandar Lampung, Metro, Pangkal Pinang, Batam, Tanjung Pinang, Jawa , Jakarta ,tanggerang, Serang, Cilegon, Tangerang Selatan, Bandung, Banjar, Bekasi, Bogor, Cimahi, Cirebon, Depok, Sukabumi, Tasikmalaya,Klaten, Magelang, Pekalongan, Salatiga,Semarang, Surakarta, Tegal, Batu, Blitar, Kediri, Madiun, Malang, Mojokerto, Pasuruan, Probolinggo, Surabaya, Yogyakarta, Kalimantan, Pontianak, Singkawang,Banjarbaru, Banjarmasin, PalangkaRaya, Balikpapan, Bontang, Samarinda, Tarakan, Nusa Tenggara, Denpasar, Bima, Mataram, Kupang, Sulawesi, Gorontalo, Makassar, Palopo, Parepare, Bau-Bau, Kendari, Palu, Bitung, Kotamobagu, Manado, Tomohon Maluku, Ambon, Tual, Ternate,Tidore Kepulauan, Papua, Jayapura, Sorong